Dennis agista

Selasa, 27 September 2011

Hoping Bliss

CHAPTER ONE

   KISAH SANG ULAR YANG TERABAIKAN

"Percayakah kamu bahwa setiap orang bisa mendapatkan kebahagiaan?"
"Kebahagiaan itu apa?Bagaimana bentuknya"
"Apakah kebahagiaan itu mempunyai rasa?jika iya,bagaimana rasanya?"
"Kebahagiaan itu sesuatu banget yah..."
 (-_-'  jangan suruh saya bilang Alhamdullilah yah...)

    
              Di suatu taman yang sepi seorang anak perempuan kecil duduk sendiri dibangku taman,ia termenung sambil memandangi ular daun berukuran kecil yang menggeliat-liat di batang pohon,mulutnya berkomat-kamit seolah mengucapkan bahasa ular Parseltongue ala Harry Potter..pandangan matanya kosong,ia terlihat seperti berbicara dengan ular daun itu.."Shhh...sehh shh Shh "dan ular itu menyahutinya "Seuhh Seuhh seuh..."dalam benak,anak itu berpikir bahwa ular ini berasal dari suku Sundanense karena logat ular daun ini medok sunda .
              Anak itu semakin tertarik dengan  si ular daun ini,Ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati pohon tempat sang ular kecil berwarna hijau ini bergoal-geol ria,sebuah senyuman simpul muncul di bibirnya yang mungil...ia seperti menemukan teman yang bisa mengisi kekosongan dan kegalauan hatinya selama ini,kembali ia mengajak sang ular berbicara bahasa autis..."Shhh Sehh Sessh.."dan si ular menjawab "Seuh..Shhh Seuh.."berikut ini adalah translate percakapan antara anak kecil dan si ular
             "Shhh..Shhh sehh"Anak kecil bertanya kepada ular "Hei,kok sendirian aja loh?"
             "Seuh..Seuh Shhh "Si ular menjawab"Sumuhun teh"
             "Shh Shhh Seh?"Anak kecil bertanya "Mana keluarga kamu?"
"Seuh shh seuh"sahut ular"saya tidak punya keluarga"
Anak kecil terlihat sedih memandangi si ular...ia merasa senasib dengan ular itu,sendirian dan terabaikan...perlahan-lahan ia memegang ular itu dan mengelus kulitnya yang licin dengan lembut dan sang ular sama sekali tidak berontak,ia merasakan sentuhan hangat yang tulus dari seorang manusia kepada binatang...
Tiba-tiba terdengar suara mengejutkan yang membuat si ular terlepas dari tangan anak itu dan kabur ke semak-semak...Anak itu menunduk, sepintas ia terlihat sangat sedih,namun tak setetes pun air mata jatuh di pipi gadis kecil berumur lima tahun ini,ia kembali menegakkan kepalanya dan menoleh dengan wajah datar ke sumber suara yang semakin mendekat,Seorang wanita yang dipanggil ibu panti,berbadan tambun dan terlihat galak datang menghampirinya sembari bertolak pinggang "Reyna! kenapa kamu main dengan Ular lagi?!"anak itu hanya diam dengan memasang wajah yang datar,kemudian Ibu panti melanjutkan omelannya "Kalau kamu begini terus,nanti tidak ada yang mau berteman dan mengadopsi kamu?!"Lalu ia menunjuk kearah anak yang sedang bermain dengan anak-anak panti lainnya,wajahnya sangat mirip dengan Reyna,  
anak itu tertawa riang dikelilingi banyak teman.."lihatlah Reysa,saudara kembarmu..dia seperti dewi Sri..semua orang menyukainya,semuanya menyayanginya,banyak yang ingin mengadopsinya tetapi ia mau diadopsi hanya jika kamu diadopsi juga!"
"-_-' so what..?"Reyna menampakan wajah demikian yang membuat ibu panti semakin geram padanya"Kalian kembar kenapa nampak begitu berbeda?!
Reysa sangat periang..ia sangat supel,sedangkan kau?kau anak autis reyna! tidak normal,tidak pernah bicara!Kamu cuman bisa ngoming sama ular seperti Nyi Blorong,Kau itu idiot !! Ibu panti berbadan tambun itu berlalu setelah melontarkan omelan pedasnya kepada Reyna,anak itu sama sekali tidak bergeming..ia hanya tersenyum sinis..

~To Be Continued~ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar